Ketua MS Bireuen Hadiri Acara Kenduri Kebangsaan

ms-bireuen.go.id | Ketua Mahkamah Syar’iyah Bireuen menghadiri acara Kenduri Kebangsaan Dari Aceh Untuk Indonesia yang digelar oleh Media Grop, Yayasan Sukma dan Forum Bersama anggota DPR dan DPD asal Aceh di sekolah Sukma Bangsa, Cot Keutapang, Jeumpa, Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (22/2/2020). Kehadiran Drs. Amiruddin, S.H., M.H. dalam acara tersebut berdasarkan undangan atas nama Ketua Mahkamah Syar’iyah Bireuen yang sekaligus mewakili Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh.

Kegiatan yang berlangsung di Komplek Sekolah Sukma Bangsa Bireuen ini dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo beserta sejumlah Menteri seperti Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya, serta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, serta pejabat Daerah Aceh yaitu Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Wali Nanggroe dan seluruh anggota DPR RI juga DPD asal Aceh.

Sebagai pembuka acara, Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyampaikan beberapa hal antara lain: Pembangunan infrastruktur seperti Tol Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 kilometer, Kawasan Perdagangan Bebas Sabang, serta kerjasama dengan investor Asing. Selanjutnya Ketua Pembina Yayasan Sukma Surya Paloh juga menyampaikan sejarah Aceh dalam perjuangan merebut kemerdekaan indonesia sampai perpindahan ibukota negara sementara ke Aceh tepatnya di Meuligoe Bireuen.

Surya Paloh juga mengatakan, Jokowi bukan orang asing di bumi Aceh karena pernah makan dan tinggal di bumi Aceh sehingga mengerti budaya Aceh. “Bapak punya hati yang murni. Biarkanlah kalau ada salah pemahaman, salah pengertian sedikit. Ini momen kita tunjukkan bukan Jokowi sembarang Jokowi, tapi Jokowi milik Aceh dan Indonesia,” kata politikus dan pengusaha asal Aceh ini.

Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo juga memberi pidato yang menceritakan kenangannya pernah tinggal di Aceh tepatnya di Lhokseumawe dan Bener Meriah, 30 tahun silam. “Antara 1986 sampai 1988, saya tinggal di Aceh yakni di Lhokseumawe dan di Bener Meriah. Jadi saya tahu, daerah ini memiliki potensi besar dan merupakan daerah modal. Selain karena alasan historis perjuangan kemerdekaan Indonesia, juga karena kaya akan sumber daya alam serta sumber daya manusianya,” tutur Jokowi. “Kita tentu masih ingat tarian yang dipentaskan pada pembukaan Asean Games 2018 lalu, tarian Ratoh Jaroe dari Aceh yang membuat seluruh negara kontingen berdecak kagum dan memberikan apresiasi. Tarian yang sangat dinamis dan menggambarkan budaya Aceh. dinamis, toleran, keislaman dan kemaritiman,” katanya.

Jokowi juga mengajak rakyat Aceh untuk bersatu, mulai dari masyarakatnya, pemda, pemprov hingga pemerintah pusat untuk menyelesaikan persoalan yang ada di bumi Aceh. “Kalau ada persoalan kecil, jangan dibesar-besarkan. Kalau ada persoalan yang bisa diselesiakan, ayo selesaikan,” katanya.

Check Also

Upacara Hari Kebangkitan Nasional Ke-117 Tahun 2025

ms-bireuen.go.id | Mahkamah Syar’iyah Bireuen memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke 117 Tahun 2025 yang diselenggarakan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *